Pendidikan
multikultural (Multicultural Education) merupakan respons terhadap
perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan persamaan hak
bagi setiap kelompok. Dalam dimensi lain, pendidikan multikultural merupakan
pengembangan kurkulum dan aktivitas pendidikan untuk memasuki berbagai pandangan,
sejarah, prestasi dan perhatian terhadap orang-orang non Eropa (Hilliard, 1991-1992). Sedangkan secara
luas, pendidikan multikultural itu mencakup seluruh siswa tanpa membedakan
kelompok-kelompoknya seperti gender, etnic, ras, budaya, strata sosial, dan
agama. [1]
Pendidikan
multikultural sebagai perspektif yang mengakui realitas politik, social, dan
ekomomi yang dialami oleh maing-masing individu dalam pertemuan manusia yang
kompleks dan beragan secara kultur, dan merefleksikan pentingnya budaya, ras,
seksualitas dan gender, etnisitas, agama, status social, ekonomi, dan
pengecualian-pengecualian dalam proses pendidikan. Hilda Hernandez (1989:10). [2]
Anderson dan Custer
(1994: 320) berpendapat bahwa, pendidikan
multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.
Kemudian James Banks (1993: 3) mendefinisikan pendidikan multikultural
sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikan
multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugerah
Tuhan/ Sunatullah). [3]
Azyumardi azra
mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk atau tentang
keragaman kebudayaan dalam merespon perubahan demografi dan kultur lingkungan
masyarakat tertentu atau bahkan demi secara keseluruhan.[4]
Prudence Crandall mengemukakan bahwa
pendidikan multikultural adalah pendidikan yang memperhatikan secara
sungguh-sungguh terhadap latar belakang peserta didik baik dari aspek keragaman
suku (etnis), ras, agama (aliran kepercayaam) dan budaya (kultur). [5]
Dari beberapa pendapat para ahli di
atas, semuanya itu hampir sama mendefinisikan pendidikan multikultural. Pada
intinya, menjelaskan bahwa Pendidikan Multikultural itu mengajarkan untuk
saling menghargai setiap perbedaan, menanamkan sikap-sikap toleransi, sikap
saling menghargai, memelihara saling pengertian, keterbukaan dalam keragaman
etnik, ras, kultural, dan agama.
[1]. Choirul
Mahfud. Pendidikan Multikultural.(Sidoarjo:Pustaka
Pelajar,2005). Hal:177
[2]. Hild
Hernandez, Hild. Multicultural Education: A Teacher Guide to Linking
Context, Process, and Content. (New Jersey & Ohio: Prentic Hall,1989).
Hal:10
[3].
Ibid., hal:3 dan hal:320
[4]. Imron,Mashadi.
Pendidikan Agama Islam Dalam Persepektif Multikulturalisme. (Balai Litbang Agama: Jakarta,2009).
Hal: 48
[5].
H.A Dardi
Hasyim, Yudi Hartono. Pendidikan Multikultural di Sekolah.
(Surakarta:UPT penerbitan dan percetakan UNS). Hal: 28[5]
Post a Comment
- Kritik dan saran sangat dinantikan demi kemajuan website ini.
- Silakan melaporkan jika adal, jika ada link yang mati.
- Mohon untuk berkomentar sesuai dengan tema postingan.
- Dilarang berkomentar yang mencantumkan Link Aktif. jika ditemukan, akan saya hapus.