MEMUPUK SEMANGAT NASIONALISME DI KALANGAN PELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN"

Abstrak
Dalam mewujudkan cita – cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka diperlukan pemahaman yang mendalam tentang nasionalisme. Hal tersebut dikarenakan Indonesia adalah negara yang sangat plural terdiri berbagai macam suku bangsa dan ras. Nasionalisme adalah paham kebangsaan, dengan nasionalisme dapat melahirkan kesadaran warga Indonesia. Sehingga Nasionalisme dapat membentuk identitas nasional, ciri khas yang membedakan dengan negara tertentu. Namun, di era globalisasi ini Indonesia tidak mampu mengendalikan diri akibat pengaruh global yang semakin komplek. Hal ini berdampak pada melemahnya rasa nasionalisme kita. Bahkan pada anak bangsa dan pelajar lebih suka mengikuti budaya barat yang masuk baik dalam bertata cara maupun berpakaian. Oleh karena itu, diperlukan membangun semangat nasionalisme dikalangan anak bangsa dan pelajar. Merekalah generasi penerus bangsa yang akan meneruskan jasa para pahlawan. Nasionalisme tersebut akan dibangun melalui pendidikan yaitu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), karena melalui pendidikan moral dan karakter bangsa akan diajarkan sesuai dengan nilai – nilai Pancasila. Tujuan dari PPKn adalah menjadikan warga negara yang baik, sehingga disini pelajar dituntut untuk dapat mangamalkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari.  Dengan demikian para pelajar dan anak bangsa dapat mempertahankan kebudayaan Indonesia dengan semangat nasionalisme serta mampu bersaing dengan bangsa lain.
Kata Kunci : Nasionalisme, Pancasila, PPkn

Pendahuluan
Indonesia setelah dijajah Belanda selam 350 tahun dan Jepang selama 3,5 tahun, akhirnya dapat menyatakan kemerdekaanya pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal tersebut berkat perjuangan para pahwalan Indonesia dalam mengusir penjajah. Mereka rela berkorban jiwa raga bahkan harta untuk bangsa Indonesia. Kita sebagai pemuda Indonesia mendapatkan tugas untuk meneruskan perjuangan para pahlawan kita untuk mewujudkan cita – cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semua itu dapat diwujudkan dengan meningkatkan rasa nasionalisme kita.
Namun akibat pengaruh globalisasi yang sangat komplek membuat rasa nasionalisme kita semakin melemah khususnya dikalangan para pelajar dan remaja. Mereka tidak dapat memaknai nasionalisme dengan baik. Negara kita Indonesia yang sudah merdeka sejak tahun 1945, namun kenapa sampai sekarang kita belum merdeka secara lahir batin. Sumber daya alam yang sangat melimpah yang kita miliki belum dapat kita olah sendiri secara maksimal. Negara masih sangat bergantung pada negara lain.
Bahkan di negara Indonesia ini tidak hanya terdiri berbagai macam suku dan ras, namun juga terdiri berbagai etnik luar seperti cina yang bertempat tinggal di Indonesia. Hal tersebut membuat Indonesia semakin plural dan nasionalisme kita semakin tercampur baur. Apabila kita tidak dapat menangkalnya dengan semangat nasionalisme yang tinggi sebagai bukti kecintaan kita terhadap tanah air, maka semakin lama warga Indonesia ini tidak kan mempunyai nasionalisme terhadap negaranya. Dan yang terjadi hanyalah konflik dan masalah – masalah yang sangat beranekaragam.
Untuk itu kita harus berupaya membangunnya rasa nasionalisme secara bersama – sama. Nasionalisme itu harus dibangun sejak dini. Mulai dari kalangan pelajar adalah saat yang tepat, untuk itu kita harus membangun rasa nasionalisme itu melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Dan pelajar adalah generasi yang berperan penting untuk memajukan bangsa ini dengan rasa nasionalisme yang tinggi, karena mereka akan menjadi pemuda yang akan mempimpin negara ini. Dalam inilah moral dan karakter yang baik akan diajarkan pada anak sehingga dapat meneruskan perjuangan para pahlawan Indonesia. 




Makna Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap hidup untuk menjadikan suatu bangsa yang merdeka secara bersama – sama, bukan sekedar kebersamaan untuk menghalau secara fisik kolonialisme dan imperialisme karena perasaan senasib sepenanggungan dalam perjuangan fisik, tetapi untuk mengantarkan negara – negara untuk mencapai cita- cita adil berkemakmuran dan makmur berkeadilan dalam suasana damai, bebas, berkemanusiaan, dan berkedaulan rakyat (Ali Masyku, 2011: 66). Hal tersebut sesuai nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila, sehingga pancasila merupakan wujud nasionalisme bangsa Indonesia.
Sebenarnya nasionalisme memberikan identitas sebagai anggota dari suatu masyarakat – bangsa. Identitas bangsa ternyata telah menjadi suatu pelindung diri dari transformasi yang tak tekontrol di abad globalisasi dewasa ini (H.A.R. Tilaar,2007:28). Sehingga nasionalisme itu memberikan ciri khas tertentu bagi suatu negara. Dengan demikian nasionalisme membentuk sebuah kesadaran bagi anak bangsa untuk lebih menumbuhkan rasa nasionalismenya, dengan harapan dapat melawan segala bentuk penindasan dan penjajahan. Dengan demikian, warga Indonesia akan mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, yang mampu memupuk  kesetaraan dan kemandirian untuk mengejar ketinggalan.
Nasionalisme bukan sekedar diartikan sebagai cinta tanah air, yang ditunjukan dengan membeli produk – produk indonesia. Itu adalah pemaknaan yang salah, karena sekarang pun banyak produk –produk luar negeri yang beredar Indonesia. Hal tersebut karena Indonesia tidak dapat memproduksinya sendiri, seperti handphone, laptop dan barang elektronik lainya. Alat – alat tersebut untuk menunjang berlangsungnya pendidikan di Indonesia dan untuk mengikuti perkembangan zaman. Di samping itu Indonesia sudah sering menggunakan bahasa Inggris dalam suatu kegiatan bahkan bahasa inggris dijadikan sebuah mata pelajaran di sekolah. Sehingga nasionalisme tidak hanya ditunjukan dengan kecintaanya terhadap produk indonesia, namun ditunjukan dengan semangat membangun bangsa indonesia ini untuk menjadi negara yang demokratis serta mewujudkan cita – cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Di kalangan pelajar, nasionalisme dapat diwujudkan melalui semangat berprestasi sehingga mampu bersaing dengan para pelajar di luar negeri dengan tetap berpegang teguh pada pancasila serta dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Disamping itu para pelajar harus memahami sejarah bangsa Indonesia, sehingga dapat menghargai jasa para pahlawan. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengikuti upacara secara khidmat baik upacara tiap hari senin maupun saat hari – hari besar seperti Hari Kebangkitan Nasional, Hari Lahirnya Pancasila, dll. Mereka juga dituntut untuk mempunyai moral dan karakter yang baik sesuai nilai – nilai Pancasila.

Melemahnya Rasa Nasionalisme Bangsa Indonesia
Sebagai bagian dari dunia Timur, Indonesia menganut paham nasionalisme Timur dan menolak prinsip – prinsip yang terkandung dalam nasinalisme Barat. Soekarno berpendapat bahwa nasionalisme Barat yang bersifat serang menyerang, pastilah akan hancur dengan sendirinya, sedangkan nasionalisme Timur yang lebih bersifat peri kemanusiaan akan tampil sebagai pemenang. Oleh karena itu, nasionalisme dan kolonialisme, anti-kapitalisme,prinsip – prinsip yang terkandung dalam nasionalisme Barat, dan yang sangat dikecam oleh nasionaslime Timur.(Badri Yatim, 1999: 85)
Seiring berjalannya waktu rasa nasionalisme semakin lama semakin memudar. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak dapat mengendalikan pengaruh globalisasi yang semakin komplek, sehingga Indonesia lama kelamaan mengikuti nasionalisme barat yang bertentangan dengan nasionalisme kita. Terkhususnya dikalangan  pelajar, mereka lebih mengikuti budaya barat yang masuk ke Indonesia tanpa menyaringnya, sehingga mereka tidak dapat memaknai nasionalisme Indonesia secara benar. Hal tersebut pelajar atau pemuda lakukan dengan alasan trends agar tidak ketinggalan zaman, padahal itu sebenarnya mengikis jati dirinya sendiri.
Melemahnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia dikalangan pelajar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

  • Faktor Penyebab Internal

  1. Sikap keluarga dan lingkungan sekitar serta sekolah yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme, sehingga para pelajar meniru sikap tersebut. Para pelajar merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
  2. Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun, yang ditunjukan maraknya unjuk rasa, banyaknya tawuran dan pelanggaran norma sehingga menimbulkan frustasi dan hilangnya optimis
  3. Adanya sifat malas, egois dan, emosional karena kurangnya pemahaman tentang makna nasionalisme dan kurangnya perhatian dari guru maupun orang tua
  4. Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan, membuat para pelajar dan pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.

  • Faktor Penyebab Eksternal

Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya, membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.[1]
Oleh karena itu, perlu adanya semangat nasionalisme yang menyala – nyala dari anak bangsa. Paling tidak dengan upaya meminimalisasikan kebudayaan yang bertentangan dengan kebudayaan asli Indonesia. Artinya, kebudayaan yang masuk tersebut, minimal tidak  membawa dampak negatif yang berakibat fatal terhadap hancurnya kebudayaan asli Indonesia. Oleh sebab itu, upaya ini perlu ditumbuhkan kepada semua elemen anak bangsa, terutama para pelajar generasi muda yang berpotensi untuk diracuni oleh kebudayaan asing.(Moh.Takdir Ilahi,2012: 19).

Isu Masalah Melemahnya Nasionalisme Pelajar di Indonesia
Semakin melemahnya nasionalisme di Indonesia ditunjukan dengan beberapa isu dikalangan pelajar yang sangat memprihatinkan yaitu mengenai kekhimadan saat upacara. Hal tersebut merupakan masalah yang harus segera diatasi, bayangkan seorang pelajar yang mempelajari sejarah bangsa Indonesia tidak dapat mencerminkan sikap nasionalismenya dengan baik. Kemudian bagaimana dengan anak bangsa lainnya yang tidak dapat menempuh pendidikan. Pelajar itu seharusnya dapat dijadikan contoh, namun mereka pada saat upacara bendera banyak yang sibuk dengan pikirannya masing masing bahkan bercanda dengan temannya sehingga membuat suasana menjadi gaduh, padahal seharusnya mereka mengikuti upacara bendera dengan khidmad.
Disamping itu mereka sering enggan bahkan lupa untuk mengikuti upacara hari – hari besar seperti Sumpah Pemuda dan hari Kemerdekaan Indonesia. Upacara tersebut sering dimaknai hanya sebagai hiburan dengan adanya berbagai macam lomba dan untuk berkampanye, tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dibenak mereka. Selain itu, sekarang banyak para pelajar yang tidak hafal syair lagu – lagu kebangsaan Indonesia bahkan mungkin tidak tahu, mereka lebih hafal dengan lagu – lagu korea ataupun pop lainnya.
Kemudian isu yang sangat kontroversional yaitu mengenai nasionalisme dadakan yang terjadi pada para suporter bola Indonesia. Mereka dengan kerasnya dan lantangnya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya untuk mendukung Timas Indonesia. Hal ini menunjukan kebanggannya pada Indonesia, namun sayangnya itu hanya dadakan dan sementara, jika sudah tidak ada pertandingan bola mereka tidak menunjukan nasionalisme tersebut.
Sikap nasionalisme dikalangan pemuda pada saat ini hanya muncul bila ada suatu faktor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayaan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu lalu. Namun sikap nasionalisme para pemuda pun kembali memudar seiring dengan meredanya konflik tersebut. Dan masalah yang sampai sekarang belum terpecahkan yaitu mengenai sumber daya alam yang kita miliki namun kita belum dapat mengolahnya sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut kita sebagai pemuda bangsa harus berusaha dengan maksimal untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dengan maksimal tanpa harus bergantung pada negara lain, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia sebagai salah satu tujuan NKRI.

Membangun Nasionalisme melalui Pembelajaran PPkn
Nasionalisme yang semakin memudar dan bahkan nyaris menghilang. Hal tersebut tidak akan terjadi jika kita dapat memaknai pancasila seluas – luasnya dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari. Pancasila sebagai ideologi yang bersifat terbuka memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Untuk itu Pancasila harus dijadikan benteng untuk mengatasi runtuhnya nasionalisme dan didalam pancasila terkandung cita – cita dan tujuan NKRI.
Faktor yang sangat mendorong terhadap lahirnya gagasan nasionalisme yaitu, tumbuhnya kembali semangat kaum pelajar. Munculnya gerakan yang ditumbuhkan kaum terpelajar semakin membuka kesadaran masyarakat untuk memahami arti penting persatuan dan kesatuan dalam menuju masa depan yang gemilang (Moh. Takdir Ilahi,2012:20). Untuk itu semangat para pelajar dapat dibangun kembali melalui pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), karena melalui pelajaran tersebut kita akan diajarkan moral dan karakter yang sesuai dengan nilai -nilai Pancasila sehingga menjadikan warga negara yang baik.
Penginternalisasikan nilai- nilai pancasila harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Bagi anak dan remaja nilai – nilai Pancasila harus konkret dan bisa dilihat bahkan diraba olehnya. Nanti pada tingkat dewasa, maka nilai Pancasila itu mendapatkan berbagai jenis dimensi namun dapat disesuaikan dengan tujuan hidup sehari –hari. Oleh sebab itu Pancasila sebagai upaya pembentukan identitas nasional untuk menumbuhkan nasionalisme. (H.A.R. Tilaar,2007:191)
Karakter Utama Bangsa yang dikembangkan kepada para anak bangsa dan pelajar untuk menumbuhkan kembali nasionalisme yaitu diantaranya nilai - nilai:
1.      Demokratis, supaya cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain
2.      Semangat Kebangsaan, yaitu cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
3.      Cintah Tanah Air, yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
4.      Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya
5.      Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas – tugas, dll (Agus Wibowo,2011:43)
Disamping itu peran guru sangat diperlukan dalam menumbuhkan nasionalisme ini, guru harus mempunyai metode yang menarik sehingga dapat diterima siswa dengan baik. Dalam pelajaran PPKn siswa tidak hanya dituntut untuk menghafalkan materi – materinya, tetapi lebih untuk penanaman dan pembinaan moral melalui keteladanan guru, dan study kasus. Selain itu,guru harus dapat membangun keaktifan para pelajar melaui diskusi bersama. Guru juga harus menumbuhkan kesadaran tentang rasa nasionalisme dengan menjelaskan sejarah masa lalu yang berkaitan dengan pengorbanan para pahlawan. Dengan menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya, maka para pelajar dapat bersaing secara internasional. Hal tersebut karena, disamping memiliki pengetahuan yang luas juga mempunyai moral dan karakter yang baik serta cinta tanah airnya. 

Kesimpulan dan Saran
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang ditandai semangat untuk mewujukan cita – cita tujuan NKRI, sehingga nasionalisme memberikan sifat atau cri khas tertentu yang membedakan dengan bangsa lain. Disisi lain nasionalisme tidak hanya diwujudkan dengan kecintaannya membeli produk Indonesia. Itu adalah pemaknaan yang salah, karena sekarang banyak produk luar negeri yang beredar di Indonesia. Hal tersebut untuk mengejar ketertinggalan Indonesia, misalnya dalam perkembangan alat – alat elektronik Indonesia belum mampu memproduksi sendiri padahal itu untuk menunjang pendidikan Indonesia. Untuk itu nasionalisme dapat diwujudkan dengan mempraktekan nilai – nila pancasila dalam kehidupan sehari –hari. Di kalangan pelajar,  dapat diwujudkan dengan meningkatkan prestasi untuk menjunjung tinggi nama bangsa ini. Nasionalisme juga dapat diwujudkan melalui hal – hal kesil seperti khidmad dalam mengikuti upacara dan tidak enggan dalam mengikuti upacara hari – hari besar.
Di era globalisasi ini nasionalisme Indonesia semakin melemah. Hal ini karena tidak mampu mengendalikan diri dan menyaring budaya masuk yang sesuai dengan budaya kita. Sehingga para pelajar dan anak bangsa mengikuti budaya barat dengan alasan trend, padahal budaya barat bertentangan dengan budaya kita. Melemahnya nasionalisme dikalangan pelajar disebabkan beberapa faktor, salah satunya sikap keluarga dan lingkungan sekitar serta sekolah yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme, sehingga para pelajar meniru sikap tersebut. Para pelajar merupakan peniru yang baik terhadap lingkungan sekitarnya.
Melemahnya nasionalisme indonesia ditandai dengan beberapa isu di Indonesia. Isu yang sangat menarik yaitu saat para suporter bola dengan lantangnya menyakikan lagu kebangsaan Indonesia, namun sayangnya nasionalisme itu tumbuh secara mendadak dan cepat berakhir. Kemudian isu yang sangat memprihatinkan yaitu ketika para pelajar sedang upacara kekhidmatan mereka sudah tidak ada sama sekali. Mereka lebih sibuk untuk bercerita dengan teman sebelahnya. Nasionalisme indonesia sangat memprihatikan, bahkan anak bangsa tidak tahu lagu kebangsaannya. Akibat melunturnya nasionalisme indonesia, budaya indonesia bahkan diklaim negara lain.
Rasa Nasionalisme akan bangun kembali, jika dibarengi dengan semangat anak bangsa dan para pelajar. Pancasila sebagai benteng runtuhnya nasionalisme, sehingga nasionalisme akan tumbuh kembali jika kita dapat menerapkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari. Di samping itu, pancasila mampu mempersatukan bangsa indonesia yang plural ini dengan semboyan “Bhenika Tunggal Ika”. Untuk itu nasionalisme para anak bangsa akan dibangun melalui pelajaran PPKn, karena pelajaran ini mengajarkan moral dan karakter bangsa sesuai nilai yang terkadung dalam pancasila. Hal tersebut para pelajar diharapkan selain mempunyai pengetahuan yang luas juga memiliki moral dan karakter yang baik, yang tetap cinta terhadap tanah airnya.
Oleh karena itu, penulis memberikan saran kepada semua pihak, khususnya para pelajar dan anak bangsa Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme guna mewujudkan cita-cita dan tujuan NKRI. Karena para pelajar generasi muda merupakan satu-satunya harapan bangsa untuk bisa lebih maju lagi. Selain itu, penulis memberikan saran kepada masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengupayakan peningkatan nasionalisme di kalangan pelajar serta anak bangsa Indonesia.

Daftar Pustaka
Ilahi, Moh. Takdir. 2012. Nasionalisme dalam Bingkai Pluralitas Bangsa:Paradigma Pembangunan & Kemandirian Bangsa. Jogjakarta:Ar-ruzz Media.
Musa, Ali Mansyur. 2011. Nasionalisme di Persimpangan. Jakarta : Erlangga.
Tilaar, H.A.R. 2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta:Rineka Cipta.
Wibowo, Agus. 2011. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa dan Berperadaban. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Yatim, Badri. 1999. Soekarno, Islam, dan Nasionalisme. Jakarta:Logos Wacana Ilmu.
Annayustina. 2013. Sikap Nasionalisme yang Semakin Memudar. Online (http://annayustinaa.wordpress.com/2013/04/22/sikap-nasionalisme-pemuda-yang-semakin-memudar/). Diakses tanggal 25 April 2014



[1]Annayustina. Sikap Nasionalisme yang Semakin Memudar. 2013. Online (http://annayustinaa.wordpress.com/2013/04/22/sikap-nasionalisme-pemuda-yang-semakin-memudar/). Diakses tanggal 25 April 2014




Post a Comment

- Kritik dan saran sangat dinantikan demi kemajuan website ini.
- Silakan melaporkan jika adal, jika ada link yang mati.
- Mohon untuk berkomentar sesuai dengan tema postingan.
- Dilarang berkomentar yang mencantumkan Link Aktif. jika ditemukan, akan saya hapus.