RESUME STUDY MASYARAKAT & KEBUDAYAAN “TEORI – TEORI SOSIAL DAN BUDAYA”







Disusun oleh :
Nama           : Ukti Binti Arifah
NIM             : K6413074
Kelas            : B
Prodi            : PPKn

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN 2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan meresume buku untuk memenuhi tugas “STUDY MASYARAKAT & KEBUDAYAAN.”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan resume ini banyak sekali hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi, namun dengan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan laporan hasil survey ini.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

  1. Drs. Hassan Suryono, SH, M.Pd, MH selaku dosen mata kuliah Study Masyarakat dan Kebudayaan yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
  2. Bapak, Ibu, dan Kakak yang penulis sayangi yang telah memberikan dukungan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
  3. Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini, baik moril maupun materiil yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak. Semoga laporan hasil survey ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Surakarta, 24 November 2013


                                                                                                Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 
Ilmu sosial budaya merupakan pengetahuan mengenai aspek – aspek yang paling mendasar dan menonjol yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya. Aspek lain dari pengantar ilmu sosial budaya dasar merupakan pengenalan teori – teori ilmu sosial dan kebudayaan sehngga diekspektasikan seseorang dapat memiliki wawasan keilmuan yang bersifat multidipsliner yang bersangkutan dengan keagamaan, kesetaraan , dan manusia di dalam kehidupan bersosialisasi.
Secara umum, ilmu sosial budaya dasar bertujuan untuk mengembangkan kepribadian manusia sebaga makhluk sosial (zoon politicon) dan sebagai makhluk budaya (homo humanus), sehingga mampu menghadapi secara kritis dan berwawasan luas masalah yang mengenai sosial budaya dan permasalahan lingkungan sosial budaya, serta dapat menyelesaikannya dengan baik. 
Pada hakekatnya manusia telah diberi anugrah oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains, teknologi, dan seni juga telah mempengaruhi peradapan manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang budaya. 
Seiring dengan perkembangan teknologi dan seni diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya budaya yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Pemanfaatan kemajuan teknologi, dan seni secara baik haruslah diterapkan, sehingga dapat menjaga kelestarian budaya bangsa.  
B. RUMUSAN MASALAH
  1. Apakah pengertian sosial dan budaya?
  2. Bagaimana tentang Ilmu sosial dan budaya?
  3. Apa saja teori teori sosial yang ada?
  4. Apa saja teori budaya yang ada?    
C. TUJUAN PENULISAN
  1. Mengetahui pengertian sosial dan budaya
  2. Memahami Ilmu Sosial dan Budaya
  3.  Megetahui teori-teori sosial.
  4. Mengetahui teori-teori budaya.







  
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Sosial dan Budaya
1.     Sosial
Pengertian sosial adalah segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan non individualis. Istilah tersebut sering disandingkan dengan cabang-cabang kehidupan manusia dan masyarakat di manapun. Sehingga munculah ungkapan bahwa “manusia adalah makhluk sosial”. Ungkapan ini berarti manusia harus hidup berkelompok atau bermasyarakat. Mereka tidak dapat hidup dengan baik kalau tidak berada dalam kelompok atau masyarakat.1
Berikut ini adalah pengertian dan definisi sosial menurut beberapa ahli:
·         LEWIS
Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya
·         KEITH JACOBS
Sosial adalah sesuatu yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs komunitas
·         RUTH AYLETT
Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai sebuah perbedaan namun tetap inheren dan terintegrasi
·         PAUL ERNEST
Sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama
·         PHILIP WEXLER
Sosial adalah sifat dasar dari setiap individu manusia
·         ENDA M. C 
Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan
·         LENA DOMINELLI
Sosial adalah merupakan bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh di dalamnya.
·         PETER HERMAN
Sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan sebagai satu kesatuan
·         ENGIN FAHRI. I
Sosial adalah sebuah inti dari bagaimana para individu berhubungan walaupun masih juga diperdebatkan tentang pola berhubungan para individu tersebut.2
Pengertian Sosial Dalam Kelompok
Dalam kehidupan sosialnya, manusia berkembang melalui reaksi kelompok. Reaksi kelompok adalah persinggungan antara manusia dengan manusia dalam lingkup kelompok tertentu. Reaksi kelompok ini secara sederhana dapat diistilahkan sebagai lingkungan pergaulan, dari mulai pertemanan, persahabatan, ikatan kekerabatan, hingga persaudaraan. Hubungan-hubungan tersebut berkembang dalam hubungan-hubungan manusia pada sebuah ruang gerak yang disebut masyarakat.
Talcott Parson, seorang ahli ilmu-ilmu sosial menyatakan, dalam keberlangsungan masyarakat ada yang disebut sebagai sistem-sistem sosial, yakni seluruh tindakkan sosial yang dilakukan oleh para anggotanya untuk tetap mempertahankan keutuhan masyarakat tersebut. Para anggota masyarakat di satu kawasan akan sepenuhnya melindungi lingkungannya, dari ancaman apapun yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup mereka. Sistem yang dimaksud bukan sekadar ikatan keluarga atau ikatan pertemanan saja.
Sistem dalam pengertian sosial ialah hal-hal yang disepakati oleh sekelompok masyarakat untuk melindungi keberlangsungannya. Hal-hal itu yang mengikat hubungan manusia dalam masyarakat, di luar respon-respon yang muncul secara alami dalam sebuah interaksi, yang dialami kelompok-kelompok sosial yang memiliki nilai, norma, dan tujuan yang sama. Dalam keberlangsungannya sistem sosial melibatkan unsur-unsur, seperti pranata, norma, dan hukum, baik hukum adat maupun hukum publik.
Pengertian Sosial dalam Organisasi  
Pengertian sosial yang melekat pada masyarakat berkembang luas, dari sekadar kelompok orang dalam kebutuhan tertentu yang bergabung karena memiliki kepentingan yang telah disepakati dalam masyarakat biasa, menjadi kelompok orang yang tergabung dalam organisasi demi mengembangkan dirinya. Organisasi ialah suatu pranata yang mengumpulkan anggota-anggota masyarakat yang memiliki tujuan tertentu, kemudian diarahkan untuk memiliki kesamaan presepsi, pemikiran, bahkan visi-misi.
Organisasi sendiri terbagi menjadi organisasi formal dan organisasi informal. Organisasi formal merupakan organisasi yang memiliki landasan dasar keorganisasian, seperti AD/ART dan musyawarah anggota. Selain itu, organisasi formal juga dilandasi oleh kekuatan hukum formal. Jika ada seorang anggota atau seseorang yang di luar anggota mengancam kenyamanan berorganisasi, organisasi ini berhak memprosesnya melalui hukum formal.
Sementara itu, organisasi nonformal ialah organisasi yang berdiri tanpa didampingi oleh landasan keorganisasian serta landasan hukum formal. Namun, bukan berarti organisasi nonformal ini tidak memiliki kekuatan besar yang sama dengan yang dimiliki oleh organisasi formal. Sangat mungkin, jika organisasi nonformal ini pengaruhnya lebih dihargai oleh kelompok masyarakat lain di luar organisasi. Misalnya keberadaan organisasi adat.3

2.     Budaya
Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.4
Definisi kebudayaan menurut Koentjaraningrat “Kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Pengertian tersebut berarti pewarisan budaya-budaya leluhur melalui proses pendidikan. Sedangkan menurut EB Taylor,  “Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adab, serta kemampuan dan kebisaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”
Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya yaitu masyaraakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.5
Ciri Kebudayaan :
  • Bersifat menyeluruh
  • Berkembang dalam ruang / bidang geografis tertentu
  • Berpusat pada perwujudan nilai-nilai tertentu
Wujud kebudayaan
  • Ide : tingkah laku dalam tata hidup
  • Produk : sebagai ekspresi pribadi
  • Sarana hidup
  • Nilai dalam bentuk lahir
Sifat kebudayaan
  • Beraneka ragam
  • Diteruskan dan diajarkan
  • Dapat dijabarkan :
Unsur-unsur kebudayaan menurut C Kluckhohn dalam bukunya  Universal Categories of Culture meliputi Cultural universals yaitu 6:
·         Peralatan dan perlengkapan hidup ( pakaian, perumahan, alat-alat produksi, transportasi)
·         Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, distribusi )
·         Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, perkawinan)
·         Bahasa (lisan maupun tertulis)
·         Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dll)
·         Sistem pengetahuan
·         Religi (system kepercayaan)








 
B.   Ilmu Sosial dan Budaya
1.      Pengertian Sosial Budaya Dasar
Ilmu Sosial Dasar (ISD) adalah pengetahuan yg menelaah masalah2 sosial, khususnya masalah2 yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan Teori2 (fakta, konsep, teori) yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu2 sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah) MK. 7Menurut Lewis, Ilmu Sosial Dasar adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan pemerintahannya.
2.      Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang tertinggi dan paling beradab dibandingkan dengan ciptaan tuhan lainnya. Manusia mempunyai tingkatan lebih tinggi lagi dalam berpikir, dan mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar terus-menerus. Sehingga manusia adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.
3.      Manusia Sebagai Makhluk Individu
Individu artinya tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.
Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak lahir.
4.      Manusia Sebagai Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.8
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Manusia sejak lahir sampai mati selalu hidup dalam masyarakat, tidak mungkin manusia di luar masyarakat. Aristoteles mengatakan: bahwa makhluk hidup yang tidak hidup dalam masyarakat ialah sebagai seorang malaikat atau seorang hewan (Hartomo, 2004: 75).

C.   Teori-Teori Sosial
Menurut ilmunya masing-masing cultural studies membahas tentang manusia, budaya, norma-norma dan nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat. Dan juga adanya teori-teori sosial sebagai berikut :

  1. Teori Evolusi (Evolution Theory)
Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang diinginkan. Teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori :
a. Unilinear Theories of Evolution
Mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer.
b. Universal Theories of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen menjadi kelompok yang heterogen.
c. Multilined Theories of Evolution
Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat.9
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, ada beberapa kelemahan dari Teori Evolusi yang perlu mendapat perhatian, di antaranya adalah sebagai berikut.
a.              Data yang menunjang penentuan tahapan-tahapan dalam masyarakat menjadi sebuah rangkaian tahapan seringkali tidak cermat.
b.             Urut-urutan dalam tahap-tahap perkembangan tidak sepenuhnya tegas, karena ada beberapa kelompok masyarakat yang mampu melampaui tahapan tertentu dan langsung menuju pada tahap berikutnya, dengan kata lain melompati suatu tahapan. Dan sebaliknya
c.              Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sosial akan berakhir pada puncaknya, ketika masyarakat telah mencapai kesejahteraan dalam arti yang seluas-luasnya. 
2. Teori Konflik (Conflict Theory)

Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materiil, sehingga akan mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial selalu melekat pada struktur masyarakat.
Teori ini menilai bahwa sesuatu yang konstan atau tetap adalah konflik sosial, bukan perubahan sosial. Karena perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut. Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendorf.
Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih menitikberatkan pada hal berikut ini.
a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah.
b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik.
d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang lainnya.

3.      Teori Fungsionalis (Functionalist Theory)
Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep ini mendukung Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari hubungan antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat. Menurut teori ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur yang lainnya tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsur tersebut. Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini menyebabkan kesenjangan sosial atau cultural lag. Tokoh dari teori ini adalah William Ogburn.10
Secara lebih ringkas, pandangan Teori Fungsionalis adalah sebagai berikut.
a. Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.
b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.
c. Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi.
d. Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan anggota kelompok masyarakat.

4. Teori Siklis (Cyclical Theory)
Teori ini mencoba melihat bahwa suatu perubahan sosial itu tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun dan oleh apapun. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu kebudayaan atau kehidupan social merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari. Sementara itu, beberapa bentuk Teori Siklis adalah sebagai berikut :
a. Teori Oswald Spengler (1880–1936)
Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk menjelaskan perkembangan masyarakat, bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus ini memakan waktu sekitar seribu tahun.
b. Teori Pitirim A. Sorokin (1889–1968)
Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini adalah kebudayaan ideasional, idealistis, dan sensasi.
1) Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap kekuatan supranatural.
2) Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati (supranatural) dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal.
3) Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan dan tujuan hidup.
c. Teori Arnold Toynbee (1889–1975)
Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan akhirnya kematian.
5.      Teori Sosial Klasik Menurut Emile Durkheim
Secara sederhana, teori yang dikemukakan oleh Durkheim menyatakan bahwa ketika kita ingin melihat suatu kebudayaan, lihatlah institusi dan norma yang ada dalam kebudayaan tersebut sebab masyarakat terbentuk dari institusi dan norma-norma tersebut, yang disebut Durkheim sebagai realitas sui generis, dalam arti masyarakat memiliki eksistensinya sendiri.11Walaupun sistem itu awalnya dibentuk oleh individu-individu, pada perkembangannya, sistem itu bergerak menemukan pola sendiri di luar yang digariskan oleh kesepakatan individu.
6. Teori Sosial Klasik Menurut Max Weber
Weber menyatakan bahwa masyarakat terbentuk dari tindakan sosial atau bisa juga disebut sebagai tindakan komunikasi. Terbentuknya masyarakat ini berlangsung dalam jangka waktu yang sangat panjang melalui komunikasi dan kesepakatan bersama. Adanya sebuah interaksi yang dilakukan secara terus-menerus oleh individu-individu sehingga dapat menciptakan kelompok masyarakat, institusi, hukum, dan norma.
7. Teori Pertukaran Sosial
Proses pertukaran sosial ini juga telah diungkapkan oleh para ahli sosial klasik. Seperti yang diungkapkan dalam teori ekonomi klasik abad ke-18 dan 19, para ahli ekonomi seperti Adam Smith sudah menganalisis pasar ekonomi sebagai hasil dari kumpulan yang menyeluruh dari sejumlah transaksi ekonomi individual yang tidak dapat dilihat besarnya.12

D.   Teori-teori Budaya
Dalam mendekati permasalah sistem sosial dan budaya Indonesia, akan digunakan sejumlah teori guna mendekatinya. Teori adalah perangkat analisis yang terdiri atas sejumlah penyataan tentang mengapa dan bagaimana suatu fakta berhubungan antara satu dengan lainnya. Terdapat 2 konsep yang terlebih dahulu perlu dibedakan13:
a.      Pertama konsep sistem sosial
b.      Kedua konsep sistem budaya.
Sistem Sosial
Sistem adalah kesatuan dari struktur yang punya fungsi berbeda, satu sama lain saling bergantung, dan bekerja ke arah tujuan yang sama. Dalam sosiologi, sekurang-kurangnya dikenal 3 paradigma berbeda yang biasa digunakan dalam mendekati permasalahan sistem sosial ini, yaitu :
1.      Teori Fungsional Struktural
Fungsionalisme struktural sering menggunakan konsep sistem ketika membahas struktur atau lembaga sosia, fungsionalisme struktural telah berkuasa sebagai suatu paradigma atau atau model teoritis yang dominan didalam sosiologi Amerika kontemporer. (Margaret M. Poloma)
Pemikiran struktural fungsional sangat dipengaruhi oleh pemikiran biologis yaitu menganggap masyarakat sebagai organisme biologis yaitu terdiri dari organ-organ yang saling ketergantungan, agar organisme tersebut tetap dapat bertahan hidup.14 Macam –macam pengertian Teori Fungsionalisme Struktural menurut para ahli:
a.       Teori Durkheim Menurut Emile Durkheim tentang Fungsional Struktural ialah bila mana suatu Sistem mengalamai Fluktuasi yang keras, maka hal itu akan berimbas pada seluruh sistem yang ada.
b.       Teori Talcott Persons Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan.
c.       Teori Radcliffe Brown Fungsionalisme struktural merupakan dasar bagi analisa fungsional kontemporer. Fungsi dari setiap kegiatan yang selalu berulang
d.      Kingsley Davis dan Wilbert Moore Menurut mereka, dalam masyarakat pasti ada stratifikasi atau kelas, Stratifikasi adalah keharusan fungsional,semua masyarakat memerlukan sistem, yang mengacu pada sistem posisi (kedudukan).
Dengan demikian dapat disimpulan bahwa Fungsionalisme struktural adalah sebuah sudut pandang luas dalam ilmu sosiologi dan antropologi yang berupaya menafsirkan masyarakat sebagai sebuah struktur dengan bagian- bagian yang saling berhubungan.• Fungsionalisme menafsirkan masyarakat secara keseluruhan dalam fungsi dari elemen-elemen konstituennya, terutama norma, adat, tradisi, dan institusi.
2.      Teori Konflik
Konflik Sosial merupakan paradigma “besar” lain di dalam kajian sosiologi. Fokusnya pada kompetisi (persaingan) antar kelompok di dalam suatu sistem sosial. Menurut teoretisi konflik, kelompok-kelompok di dalam masyarakat saling bersaing guna memperoleh sumber daya yang langka seperti kesejahteraan dan kekuasaan. Dan ini beberapa pandangan dari para ahli :
a.       Karl Marx 
Karya Karl Marx (1818-1883) kerap dirujuk sebagai akar perspektif konflik dalam sosiologi. Marx mengamati ketimpangan yang ada di masyarakat kapitalis. Baginya, masyarakat berada dalam pertarungan antar kelas: Yang Punya (diwakili pemilik pabrik) dan Yang Tak Punya (buruh).  
b.      Ralf Dahrendorf 
Ralf Dahrendorf melanjutkan tradisi konflik Marxian dengan sejumlah modifikasi. Dahrendorf juga dikenal menerapkan Marxism Positivistik. Ia menerapkan konsep-konsep Marx seperti proletarian ataupun borjuis agar dapat diterapkan di setiap pola organisasi sosial. Penerapan pola tersebut dikaitkan dengan masalah otoritas sistem. Pola ini dikenal dengan nama Imperative Coordinated Association (ICA). ICA merupakan lembaga tempat pengaturan kelompok-kelompok yang ada di suatu masyarakat. Ia semacam lembaga ‘peredam’ konflik. 
c.       Eric Olin Wright  
Eric Olin Wright adalah teoretisi Amerika Serikat yang mempertahankan evaluasi Marx atas sistem stratifikasi sosial. Wright mengembangkan sejenis Marxisme analitik. Jadi ia berbeda dengan Marx oleh sebab Marx mengkaji masyarakat industrial. Beberapa pernyataan Wright yang punya perbedaan dengan Marx adalah :
  1. jumlah kelas menengah akan meningkat (sementara bagi Marx, kelas menengah akan menghilang akibat konsentrasi kelas hanya pada borjuis dan proletar saja)
  2. tersebarnya kepemilikan alat produksi dengan sistem saham,
  3.   meningkatnya jumlah orang yang dipekerjakan oleh pemerintah (perusahaan nonprofit)
e.       Randall Collins
Randall Collins menganggap realitas sosial berawal dari level mikrososial, lewat interaksi antarindividu yang tatkala terhubungkan satu sama lain, membentuk stratifikasi sosial budaya kelas layaknya suatu organisasi. Pada gilirannya, stratifikasi dan budaya kelas ini melahirkan makrostruktur yang berkisar pada negara maupun sistem geopolitik yang dinamis, setiap level realitas selalu terdapat ketimpangan distribusi material, simbol ataupun sumber daya politik.
Collins mengawali analisisnya atas masyarakat pada level mikro (individu). Baginya, individu selalu mencari sesuatu guna memperkuat modal kultural dan energi emosional mereka dengan memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki guna memperoleh keuntungan. Pada level meso (menengah), yaitu di tingkat organisasi sosial, Collins melihat organisasi sebagai sistem kontrol. Sistem kontrol tersebut boleh menggunakan sumber daya koersif, simbolik, ataupun material dalam rangka memperoleh penerimaan dari mereka yang melawan upaya mencari keuntungan ini. Pada tingkat makro, Collins meneliti konflik di dalam masyarakat. Khususnya dalam kemampuan negara mengatur aktivitas internalnya, dengan adanya kemampuan ini, dan pada gilirannya, pada tingka produksi dalam konteks ekonomi dan tingkat kontrol negara yang menggunakan sumberdaya koersif, simbolik, dan material. 
3.      Teori Interaksionisme Simbolik
Interaksionisme simbolik adalah salah satu model penelitian budaya yang berusaha mengungkap realitas perilaku manusia. Falsa­fah dasar interaksionisme simbolik adalah fenomenologi. Melalui interaksionisme simboliklah pernyataan-pernyataan seperti “definisi situasi”, “realitas dimata pemiliknya”, dan “jika orang mendefinisikan situasi itu nyata, maka nyatalah situasi itu dalam konsekuensinya”, menjadi paling relevan. Sifat teori interaksionisme simbolik dikonstruksikan atas sejumlah ide-ide dasar. Ide dasar ini mengacu pada masalah-masalah kelompok manusia atau masyarakat, interaksi sosial, obyek, manusia sebagai pelaku, tindakan manusia dan interkoneksi dari saluran-saluran tindakan.
Prinsip-prinsip Dasar
Ada beberapa perbedaan signifikan dalam interaksionalisme simbolik. Menurut Dauglas Goodman yang mengutip dari beberapa tokoh interaksionalisme simbolik Blumer, Meltzer, Rose, dan Snow telah mencoba menghitung jumlah prinsip dasar teori ini,yang meliputi:
·         Tak seperti binatang, manusia dibekali kemampuan untuk berpikir.
·         Kemampuan berpikir dibentuk oleh interaksi sosial.
·         Dalam interaksi sosial manusia mempelajari arti dan simbol yang memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berpikir mereka yang khusus itu.
·         Makna dan simbol memungkinkan manusia melanjutkan tindakan khusus dan berinteraksi.
·         Manusia mampu mengubah arti dan simbol yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan penafsiran mereka terhadap situasi.
·         Manusia mampu membuat kebijakan modifikasi dan perubahan, sebagian karena kemampuan mereka berinteraksi dengan diri mereka sendiri, yang memungkinkan mereka menguji serangkaian peluang tindakan, menilai keuntungan dan kerugian relative mereka, dan kemudian memilih satu di antara serangkaian peluang tindakan itu.
·         Pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan akan membentuk kelompok dan masyarakat.

Sistem Budaya
Indonesia terdiri atas aneka suku bangsa. Masing-masing punya budaya khas yang saling berbeda satu dengan lainnya. Budaya Indonesia, sesungguhnya merupakan suatu yang abstrak. Sebab, hingga kini belum ada satu budaya final yang secara komprehensif merupakan kesatuan (atau percampuran) dari seluruh budaya lokal yang tumbuh di Indonesia.15
a)      Pengertian Budaya
Menurut Kathy S. Stolley, budaya merupakan sebuah konsep yang luas. Bagi kalangan sosiolog, budaya terbangun dari seluruh gagasan (ide), keyakinan, perilaku, dan produk-produk yang dihasilkan secara bersama, dan menentukan cara hidup suatu kelompok. Budaya meliputi semua yang dikreasi dan dimiliki manusia tatkala mereka saling berinteraksi. Keterasingan yang ia alami tatkala mengalami itu dapat disebut sebagai cultural shock.
b)      Jenis-jenis Budaya
Budaya yang sifatnya material seperti teknologi mungkin saja punya dampak pengubahan atas manusia secara lebih cepat. Ini yang kerap disebut cultural lag. Cultural lag adalah ‘jurang’ yang muncul tatkala sejumlah aspek budaya mengalami perubahan tanpa disertai aspek. Namun, terkadang pemakaian kata “budaya” kerap mengacu pada apa yang dinamakan “high culture” (budaya tinggi). High culture sendiri biasanya terdiri atas hal-hal yang dihubungan dengan kaum elit sosial. Kegiatan-kegiatan ini tentu tidak dapat dilakukan oleh semua orang karena bisa saja mahal, tidak suka, ataupun lokasi tempat tinggalnya jauh dari hal-hal tersebut. 
c)      Masyarakat
Masyarakat terdiri atas orang yang saling berinteraksi dan berbagi budaya bersama. Masyarakat mutlak harus ada bagi tiap individu oleh sebab ia merupakan “pusaran” tempat nilai-nilai, barang-barang, ataupun peralatan untuk hidup diperoleh. Juga, individu mutlak harus ada bagi tiap masyarakat oleh sebab lewat aktivitas dan kreasi individu-lah seluruh nilai material suatu peradaban diperoleh.
d)     Aspek-aspek Budaya
Kajian seputar budaya biasanya lebih fokus pada beberapa aspek budaya nonmateri seperti nilai-nilai, norma-norma, simbol, dan bahasa suatu budaya. Sebab itu, tinjauan atas tiap aspek ini akan lebih membuat kita lebih paham soal apa itu budaya. Bagaimana budaya itu terbentuk dan diwariskan dari satu generasi ke generasi lain, dan seberapa penting budaya di setiap hal yang kita lakukan.
e)      Nilai (Values)
Nilai, secara budaya didefinisikan sebaga gagasan seputar apa yang hal yang penting. Nilai menggambarkan bagaimana budaya itu seharusnya. Ini terjadi antara “budaya ideal” yaitu nilai dan norma yang diklaim oleh suatu masyarakat dengan “budaya real” yaitu nilai dan norma yang benar-benar mereka praktekkan.
f)       Norma-norma
Norma diturunkan dari nilai. Norma terdiri atas aturan dan apa yang diharapkan untuk dilakukan satu individu tatkala menghadapi situasi tertentu. Norma dibutuhkan untuk menjamin keteraturan sosial
g)      Mores 
Mores adalah norma yang ditegakkan secara keras. Biasanya mores mewakili standar baku seputar apa yang benar dan salah. Larangan-larangan membunuh, merampok, memperkosa, merupakan contoh-contoh mores yang diterapkan di aneka negara. Mores dianggap signifikan secara moral dan kerap diformalisasi menjadi hukum.
h)      Simbol
Simbol adalah sesuatu yang melambangkan, mewakili atau menyatakan hal yang lain dalam suatu budaya. Simbol dapat mewakili gagasan, emosi, nilai, keyakinan, sikap, atau peristiwa. Simbol dapat berupa apa saja. Gerakan tubuh, kata-kata, obyek atau bahkan peristiwa.
i)         Bahasa
Bahasa adalah sistem simbol yang memungkinkan proses komunikasi antar anggota penganut suatu budaya. Simbol ini dapat berupa lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan aspek sentral seputar cara kita memahami dunia. Bahasa juga merefleksikan persepsi (pengertian) suatu budaya. Teori ini dikembangkan dua orang ahli antropologi bahasa bernama Edward Sapir (1884-1936) dan Benjamin Lee Whorf (1897-1941)
j)        Keragaman
Kerap ditemui suatu keragaman yang muncul di dalam suatu budaya. Kajian budaya berbeda dari suatu bangsa masuk ke dalam kajian subkultur. Subkultur adalah budaya yang relatif lebih kecil di dalam budaya dominan, maka sering terjadi :
·         Asimilasi adalah proses dimana suatu kelompok budaya kehilangan identitasnya dan terserap ke dalam budaya dominan.
·         Multikulturalisme adalah pengakuan dan respek atas perbedaan budaya. Multikulturalisme memungkinkan budaya dominan diterapkan sementara tetap memberi penghargaan kepada budaya lain yang juga dianut beberapa subkelompok. 
·         Etnosentrisme adalah penilaian atas budaya lain lewat standar budaya seseorang. Oleh sebab kita semua hidup dalam sebuah budaya, kita cenderung melihat bahwa budaya kita “normal” atau “alamiah” dan budaya lain itu “abnormal” atau “tidak alamiah”.
·         Relativisme kultural, ini bermakna mereka harus hati-hati dalam menilai budaya lain lewat standar budayanya sendiri.
  
k)      Sosiobiologi

Sosiolog juga fokus pada pentingnya pengaruh sosial dalam membentuk pola-pola budaya. Penekanan mereka adalah atas bagaimana budaya terbentuk lewat interaksi sosial. Dari perspektif ini, budaya adalah sebuah kreasi sosial dan produk dari pembelajaran sosial. Ia bukan produk biologis.
l)        Globalisasi dan Internet 
Masyarakat berubah tiap saat. Terutama lewat penemuan di bidang teknologi. Teknologi ini berkisar dari yang mendasar (misal: beternak, bertani) hingga apa yang kita sebut sebagai teknologi canggih (misal: transaksi keuangan online, berbagi pengetahuan lewat intenet). Penyebaran bahasa bersama (Inggris) juga pegang peran sentral bagi difusi antarbudaya dan globalisasi.



BAB III
PENUTUP
A.          Kesimpulan
Sosial adalah segala perilaku manusia yang menggambarkan hubungan non individualis. Istilah tersebut sering disandingkan dengan cabang-cabang kehidupan manusia dan masyarakat di manapun. Dalam kehidupan sosialnya, manusia berkembang melalui reaksi kelompok. Reaksi kelompok ini secara sederhana dapat diistilahkan sebagai lingkungan pergaulan, dari mulai pertemanan, persahabatan, ikatan kekerabatan, hingga persaudaraan.
Pengertian sosial yang melekat pada masyarakat berkembang luas, dari sekadar kelompok orang dalam kebutuhan tertentu yang bergabung karena memiliki kepentingan yang telah disepakati dalam masyarakat biasa, menjadi kelompok orang yang tergabung dalam organisasi demi mengembangkan dirinya. Organisasi sendiri terbagi menjadi organisasi formal dan organisasi informal.
Sedangkan pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia.
Manusia mempunyai tingkatan lebih tinggi lagi dalam berpikir, dan mempunyai akal yang dapat memperhitungkan tindakannya melalui proses belajar terus-menerus. Sehingga manusia disebut sebagai makhluk budaya. Dan setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, namun kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarat tidak bias hidup tanpa orang lain.
Dalam mendekati permasalah sistem sosial dan budaya Indonesia, manusia akan menggunakan sejumlah teori guna mendekatinya. Teori adalah perangkat analisis yang terdiri atas sejumlah penyataan tentang mengapa dan bagaimana suatu fakta berhubungan antara satu dengan lainnya, baik teori- teori social maupun teori- teori budaya.
Dalam teori sosial terdapat macam-macam teori diantaranya adalah Teori Evolusi (Evolution Theory), dalam teori ini digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu unilinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution. Kemudian Teori Konflik (Conflict Theory), Teori Fungsionalis (Functionalist Theory), Teori Siklis (Cyclical Theory), Teori Sosial Klasik Menurut Emile Durkheim, Teori Sosial Klasik Menurut Max Weber, Teori Pertukaran Sosial.
Sedangkan dalam teori – teori budaya terdapat 2 konsep yang terlebih dahulu perlu dibedakan pertama konsep sistem social dan kedua konsep sistem budaya. Sistem sosial dan sistem budaya ini terlebih dahulu harus dipisahkan sebagai 2 fenomena yang berbeda. Dalam konsep sistem social sekurang-kurangnya dikenal 3 paradigma berbeda yang biasa digunakan dalam mendekati permasalahan yaitu Fungsionalisme struktural, TeoriKonflik, dan Teori Interaksionisme Simbolik. Sedangkan di Konsep sistem Budaya terdapat beberapa budaya karena masing-masing punya budaya khas yang saling berbeda satu dengan lainnya.

B.               Saran
·         Semoga dengan tersusunnya tugas ini dapat memberikan gambaran dan menambah wawasan kita, lebih jauhnya penyusun berharap dengan memahami kebudayaan  kita semua dapat menyikapi segala kemajuan dan perkembangannya sehingga dapat berdampak positif bagi kehidupan kita semua.
·         Kita sebagai mahluk berbudaya semestinya melestarikan budaya yang kita punya, jangan sampai budaya yang kita punya tidak kita lestarikan dan sampai punah. Kita lestarikan baik-baik budaya yang telah kita punya agar tidak diakui oleh bangsa lain.

DAFTAR PUSTAKA
Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya, 2005).
Kusumohamidjojo, Filsafat Kebudayaan; Proses Realisasi Manusia, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010).
Kluckhohn C, dalam Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, edisi ke-4, Rajawali Pers, 1990.
Ahmadi, Abu. 1991. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
George C. Homans, The Human Group (New York: Harcourt, Brace and Company, 1950), hlm. 38
Kathy S. Stolley, The Basics of Sociology, (Connecticut: Greenwood Press, 2005).
www.scribd.com/doc/81905467/52/Teori-Fungsional-Struktural kangdarma.wordpress.com
George Ritzer, ed., Encyclopedia of Sociology, Vol.1&2, (New York : SAGE Publications, 2005)


























 


Post a Comment

- Kritik dan saran sangat dinantikan demi kemajuan website ini.
- Silakan melaporkan jika adal, jika ada link yang mati.
- Mohon untuk berkomentar sesuai dengan tema postingan.
- Dilarang berkomentar yang mencantumkan Link Aktif. jika ditemukan, akan saya hapus.