Gunung Tangkuban Perahu terletak sekitar 30 km di utara Kota Bandung. Tempat indah ini terletak di daerah Lembang, kurang lebih 30 menit dari Bandung menggunakan kendaraan bermotor.Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Gunung ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik di Jawa Barat. Lingkungan alamnya yang sejuk, dan sumber mata air panas di kaki-kaki gunungnya. Deretan kawah yang memanjang, menjadi daya tarik tersendiri.Tangkuban Perahu sebenarnya adalah gunung berapi. Dinamakan tangkuban perahu karena bentuknya yang menyerupai kapal yang terbalik.
Nama Tangkuban Perahu sendiri sangat lekat dengan sebuah legenda tanah Sunda yang sangat terkenal, yaitu Sangkuriang. Gunung Tangkuban Perahu yang dari kejauhan tampak seperti perahu terbalik, konon diakibatkan oleh kesaktian Sangkuriang yang gagal meyelesaikan tugasnya dalam membuat perahu dalam waktu semalam untuk menikahi Dayang Sumbi yang tak lain adalah ibu kandungnya sendiri. Karena begitu kesalnya tidak dapat menyelesaikan pembuatan perahu tersebut, akhirnya Sangkuriang menendang perahu yang belum jadi tersebut. Legenda diataslah yang menjadi kaitan erat dalam penamaan gunung Tangkuban Perahu.
Pesona gunung Tangkuban Perahu ini begitu mengagumkan, bahkan, pada saat cuaca cerah, lekukan tanah pada dinding kawah dapat terlihat dengan jelas, sangat kontras dengan hijaunya pepohonan di sekitar gunung tersebut. Tidak hanya itu, dasar kawah pun dapat kita nikmati keindahannya yang sangat mengagumkan. Keindahan alam inilah yang menjadikan Tangkuban Perahu menjadi salah satu tempat wisata alam andalan Propinsi Jawa Barat, khususnya Bandung.
Jalan menuju Tangkuban perahu, dikiri kanan jalan anda akan melihat hamparan hijaunya kebun teh dan juga barisan pohon-pohon pinus. Namanya juga gunung, sudah pasti setiap saat udaranya sejuk banget. Karena Tangkuban perahu merupakan gunung merapi yang masih aktif sampai saat ini, maka dari dulu sudah banyak terjadi letusan yang meninggalkan kawah sisa letusannya. Saat ini Kawah-kawah tersebut sudah dijadikan tempat wisata.Kawah-kawah tersebut antara lain Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman dan Pangguyungan Badak. Di antara kawah-kawah tersebut, Kawah Ratu merupakan kawah yang terbesar, dikuti dengan Kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah Ratu. Beberapa kawah mengeluarkan bau asap belerang, bahkan ada kawah yang dilarang untuk dituruni, karena bau asapnya mengandung racun.
Jikalau anda berkunjung ke Bandung, luangkan waktu anda mengunjungi tangkuban perahu. Udara yang sejuk, pemandangan yang indah, semuanya akan membuat anda puas. Mengunjungi tangkuban perahu berarti anda telah menikmati wisata alam, wisata lagenda, dan juga wisata belanja. Karena di kawasan gunung ini banyak kita jumpai pedagang-pedagang yang menjual berbagai macam sauvenir, makanan, dll. Di bibir kawah gunung ini anda juga bisa berjalan-jalan dengan menunggangi kuda sewaan, yang semuanya akan menambah kepuasaan anda berwisata. Datang dan Nikmati..!!!
II. MUSEUM GEOLOGI
Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai salah satu monumen bersejarah, museum berada di bawah perlindungan pemerintah dan merupakan peninggalan nasional. Dalam Museum ini, tersimpan dan dikelola materi-materi geologi yang berlimpah, seperti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
Pengantar
Masa Penjajahan Belanda Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli Eropa. Setelah Eropa mengalami revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, Eropa sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Melalui hal ini, diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka, pada tahun 1850, dibentuklah Dienst van het Mijnwezen. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi serta sumberdaya mineral.
Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil, laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan,sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut Geologisch Museum.
Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja serta menghabiskan dana sebesar 400 Gulden. Pembangunannya dimulai pada pertengahan tahun 1928 dan diresmikan pada tanggal 16 Mei 1929.
Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.
Masa Penjajahan Jepang
Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan kekuasaan teritorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura (Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO. Setahun kemudian, berganti nama menjadi CHISHITSU CHOSACHO.
Selama masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia. Mereka mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta. Di Bandung, mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pemerintah Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8, Bandung, pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG. Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst ditempat yang sama.
Di mana-mana terjadi pertempuran. Maka, sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, yaitu selama 4 tahun berturut-turut, kantor PDTG terlunta-lunta berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen hasil penelitian geologi. Hal ini menyebabkan dokumen-dokumen tersebut harus berpindah tempat dari Bandung, ke Tasikmalaya, Solo, Magelang, Yogyakarta, dan baru kemudian, pada tahun 1950 dokumen-dokumen tersebut dapat dikembalikan ke Bandung.
Dalam usaha penyelamatan dokumen-dokumen tersebut, pada tanggal 7 Mei 1949, Kepala Pusat Jawatan Tambang dan Geologi, Arie Frederic Lasut, telah diculik dan dibunuh tentara Belanda. Ia telah gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem, Yogyakarta.
Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI. Hal ini terbukti pada tahun 1960, Museum Geologi dikunjungi oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno.
Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG), berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005), Pusat Survei Geologi (sejak akhir tahun 2005 hingga sekarang)
Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta Yen untuk direnovasi. Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali pada tanggal 20 Agustus 2000. Pembukaannya diresmikan oleh Wakil Presiden RI pada waktu itu, Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan penataan yang baru ini peragaan Museum Geologi terbagi menjadi 3 ruangan yang meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia, serta Geologi dan Kehidupan Manusia. Sedangkan untuk koleksi dokumentasi, tersedia sarana penyimpan koleksi yang lebih memadai. Diharapkan pengelolaan contoh koleksi di Museum Geologi akan dapat lebih mudah diakses oleh pengguna baik peneliti maupun grup industri.
Sejak tahun 2002 Museum Geologi yang statusnya merupakan Seksi Museum Geologi, telah dinaikkan menjadi UPT Museum Geologi. Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, dibentuklah 2 seksi dan 1 SubBag yaitu Seksi Peragaan, Seksi Dokumentasi, dan SubBag Tatausaha. Guna lebih mengoptimalkan perananya sebagai lembaga yang memasyarakatkan ilmu geologi, Museum Geologi juga mengadakan kegiatan antara lain penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan survei penelitian untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.
Pergeseran fungsi museum, seirama dengan kemajuan teknologi, menjadikan museum geologi sebagai :
· Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha pelestariannya.
· Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan. Dimana Museum Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan geologi bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
· Objek geowisata yang menarik.
Pembagian Lantai dan Ruangan
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai I dan II. Berikut ini merupakan ruangan-ruangan yang berada di kedua lantai Museum Geologi serta fungsi dan isi dari ruangan tersebut.
Lantai I
Terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang orientasi di bagian tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur. Ruang Orientasi berisi peta geografi Indonesia dalam bentuk relief layar lebar yang menayangkan kegiatan geologi dan museum dalam bentuk animasi, bilik pelayanan informasi museum serta bilik pelayanan pendidikan dan penelitian. Sementara, Ruang Sayap Barat, dikenal sebagai Ruang Geologi Indonesia, yang terdiri dari beberapa bilik yang menyajikan informasi tentang :
· Hipotesis terjadinya bumi di dalam sistem tata surya.
· Tatanan tektonik regional yang membentuk geologi Indonesia; diujudkan dalam bentuk maket model gerakan lempeng-lempeng kulit bumi aktif
· Keadaan geologi sumatera,Jawa, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara serta Irian Jaya
· Fosil fosil serta sejarah manusia menurut evolusi Darwin juga terdapat di sini
Selain maket dan panel-panel informasi, masing-masing bilik di ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan) dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral menempati bilik di sebelah baratnya, yang memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalografi dalam bentuk panel dan peraga asli. Masih di dalam ruangan yang sama, dipamerkan kegiatan penelitian geologi Indonesia termasuk jenis-jenis peralatan/perlengkapan lapangan, sarana pemetaan dan penelitian serta hasil akhir kegiatan seperti peta (geolologi, geofisika, gunung api, geomorfologi, seismotektonik dan segalanya) dan publikasi-publikasi sebagai sarana pemasyarakan data dan informasi geologi Indonesia. Ujung ruang sayap barat adalah ruang kegunung apian, yang mempertunjukkan keadaan beberapa gunungapi aktif di Indonesia seperti : Tangkuban Perahu, Krakatau, Galunggung, Merapi dan Batu. Selain panel-panel informasi ruangan ini dilengkapi dengan maket kompleks Gunungapi Bromo-Kelut-Semeru. Beberapa contoh batuan hasil kegiatan gunung api tertata dalam lemari kaca.
Ruang Sayap Timur Ruangan yang mengambarkan sejarah pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup, dari primitif hingga modern, yang mendiami planet bumi ini dikenal sebagai ruang sejarah kehidupan. Panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan diawali dengan informasi tentang keadaan bumi yang terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, dimana makhluk hidup yang paling primitiv pun belum ditemukan. Beberapa miliar tahun sesudahnya, disaat bumi sudah mulai tenang, lingkungannya mendukung perkembangan beberapa jenis tumbuhan bersel-tunggal, yang keberadaan terekam dalam bentuk fosil Reptilia bertulang-belakang berukuran besar yang hidup menguasai Masa Mesozoikum Tengah hingga Akhir (210-65 juta tahun lalu) diperagakan dalam bentuk replika fosil Tyrannosaurus Rex Osborn (Jenis kadal buas pemakan daging) yang panjangnya mencapai 19 m, tinggi 6,5 m dan berat 8 ton. Kehidupan awal di bumi yang dimulai sekitar 3 miliar tahun lalu selanjutnya berkembang dan berevolusi hingga sekarang. Jejak evolusi mamalia yang hidup pada zaman Tersier (6,5-1,7 juta tahun lalu) dan Kuarter (1,7 juta tahun lalu hingga sekarang) di Indonesia terekam baik melalui fosil-fosil binatang menyusui (gajah, badak, kerbau, kuda nil) dan hominid yang ditemukan pada lapisan tanah di beberapa tempat khususnya di Pulau Jawa.
Kumpulan fosil tengkorak manusia-purba yang ditemukan di Indonesia (Homo erectus P. VIII) dan di beberapa tempat lainnya di dunia terkoleksi dalam bentuk replikanya. Begitu pula dengan artefak yang dipergunkan, yang mencirikan perkembangan kebudayaan-purba dari waktu ke waktu. Penampang stratigrafi sedimen Kuarter daerah Sangiran (Solo, Jawa Tengah), Trinil dan Mojokerto (Jawa Timur) yang sangat berarti dalam pengungkap sejarah dan evolusi manusia-purba diperagakan dalam bentuk panel dan maket.
Sejarah pembentukan Danau Bandung yang melegenda itu ditampilkan dalam bentuk panel di ujung ruangan. Fosil ular dan ikan yang ditemukan pada lapisan tanah bekas Danau Bandung serta artefak diperagakan dalam bentuk aslinya. Artefak yang terkumpul dari beberapa tempat di pinggiran Danau Bandung menunjukkan bahwa sekitar 6000 tahun lalu danau tersebut pernah dihuni oleh manusia prasejarah. Informasi lengkap tentang fosil dan sisa-sisa kehidupan masa lalu ditempatkan pada bilik tersendiri di Ruang Sejarah Kehidupan. Informasi yang disampaikan diantaranya adalah proses pembentukan fosil, termasuk batubara dan minyak bumi, selain keadaan lingkungan-purba.
Lantai II
Terbagi menjadi 3 ruangan utama: ruang barat, ruang tengah dan ruang timur
Ruang barat (dipakai oleh staf museum)
Sementara ruang tengah dan ruang timur di lantai II yang digunakan untuk peragaan dikenal sebagai ruang geologi untuk kehidupan manusia.
Ruang Tengah Berisi maket pertambangan emas terbesar di dunia, yang terletak di Pegunungan Tengan Irian Jaya. Tambang terbuka Gransberg yang mempunyai cadangan sekitar 1,186 miliar ton; dengan kandungan tembaga 1,02%, emas 1,19 gram/ton dan perak 3 gram/ton. Gabungan beberapa tambang terbuka dan tambang bawahtanah aktif di sekitarnya memberikan cadangan bijih sebanyak 2,5 miliar ton. Bekas Tambang Ertsberg (Gunung Bijih) di sebelah tenggara Grasberg yang ditutup pada tahun 1988 merupakan situs geologi dan tambang yang dapat dimanfaatkan serta dikembangkan menjadi objek geowisata yang menarik. Beberapa contoh batuan asal Irian Jaya (Papua) tertata dan terpamer dalam lemari kaca di sekitar maket. Miniatur menara pemboran minyak dan gas bumi juga diperagakan di sini.
Ruang Timur Terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan manusia, khususnya di Indonesia.
· Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi manusia, serta panel gambar sebaran sumberdaya mineral di Indonesia.
· Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya mineral
· Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik secara tradisional maupun modern.
· Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi
· Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif) seperti tanah longksor, letusas gunungapi dan sebagainya.
· Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan gejala kegunungapian.
· Ruang 7 menjelaskan tentang sumberdaya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.
III. AGRO WISATA PERKEBUNAN TEH RANCABALI
Perkebunan Rancabali terletak di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung sekitar 50 KM ke arah selatan dari Bandung. Wilayahnya berada di ketinggian 1.628 m dpl. Perkebunan yang berada di kaki gunung Patuha ini mengelola dua komoditi yaitu teh dan kina Perkebunan Teh Walini memiliki karakteristik:
ü Luas lahan Produktif : 1.700 ha
ü Pabrik :
1. Rancabali I
2. Rancabali II
3. Rancabali III
ü Berdiri : 1976
3. Rancabali III
ü Berdiri : 1976
ü Pendiri : Bp. Oyok
ü Sejarah singkat :
Pabrik Rancabali berdiri saat perpecahan dari Silumbra 1858 didirikan oleh Belanda pada tahun 1975. Kebun dipisahkan menjadi 2 yaitu Ranabahuni dan Silumbra.
Macam-macam proses pengolahan teh:
1. Teh Hitam (Black Tea):
a. Pengolahan Ortodoks
b. Pengolahan CTC
2. Teh Hijau (Green Tea) à tidak melalui proses fermentasi
3. Teh Putih (White Tea) à yang diambil ujung daun teh yang paling kecil
Alur Pengolahan Teh secara Ortodoks:
1. Pemetikan teh
Pemetikan teh dilakukan dengan interval 12 hari, dengan ciri – ciri: pada daun pucuk terdapat 3 helai daun muda yang baik. Daun muda memiliki ciri: warna daun hijau muda, tidak cacat / terserang hama, permukaan daun halus. Untuk pembuatan Teh Putih (White Tea), hanya memerlukan pucuk daun paling atas. Pemetikan dilakukan tiap hari dengan interval 12 hari. Bisa menghasilkan 50-100 ton per hari
2. Pelayuan
Pelayuan bertujuan untuk:
a) Menurunkan kadar air pada daun dari 80% menjadi 50-55% selama 12-24 jam dengan suhu udara 26,7 oC pada mesin “Withering Room”
b) Untuk memudahkan penggilingan
3. Penggilingan
Penggilingan bertujuan untuk memecahkan sel daun supaya menjadi memar, dirolling selama 50 menit setelah itu diayak sehingga ada 4 bubuk yang berbeda, yaitu:
1. Bubuk I à diambil untuk fermentasi
2. Bubuk II à diambil dan diolah lagi ke mesin MCI / OTM selama 30 menit, setelah itu dibongkar, lalu di ayak kembali dan Bubuk II menghasilkan ampas. Ampas ini masuk ke Waterpad lalu bilas dan menjadi Bubuk III
3. Bubuk III à dengan proses yang sama seperti Bubuk II di atas, dari Bubuk III menghasilkan Bubuk IV
4. Bubuk IV à Bubuk IV ini sudah Badag (tidak bisa diolah lagi karena hanya Bubuk IV = residu)
4. Oksidasi Enjimatis / Fermentasi
Pada tahap fermentasi ini bertujuan untuk unutk: mengumpulkan rasa, aroma, warna air serta ampas. Proses oksidasi ini berlangsung selama 120 menit.
5. Pengeringan / dryer
Setelah tahap fermentasi, teh masuk ke tahap pengeringan dan dikeringkan selama 25 menit. Setelah memasuki tahap ini, teh bisa diminum tetapi masih belum sempurna.
Pada tahap ii, hal yang terpenting adalah kadar air dalam teh, karena kadar air dalam teh tidak boleh lebih ataupun kurang dari 2 – 4%. Bila <2 – 4%, maka teh akan menjadi gosong / hangus. akan tetapi, bila >2 – 4%, teh akan menjadi cepat menjamur.
Kadaluwarsa untuk teh adalah 3 tahun.
6. Sortasi / grading room
Tempat untuk menyortir dan memisahkan antara teh dengan kualitas baik dan kualitas buruk.
Jenis kualitas I:
ü BOP I (Broken Orange Dekton)
ü BOP
ü BOPF
ü Dust
ü BT (Broken Tea)
ü BP
Pada tahap fermentasi ini bertujuan untuk unutk: mengumpulkan rasa, aroma, warna air serta ampas. Proses oksidasi ini berlangsung selama 120 menit.
5. Pengeringan / dryer
Setelah tahap fermentasi, teh masuk ke tahap pengeringan dan dikeringkan selama 25 menit. Setelah memasuki tahap ini, teh bisa diminum tetapi masih belum sempurna.
Pada tahap ii, hal yang terpenting adalah kadar air dalam teh, karena kadar air dalam teh tidak boleh lebih ataupun kurang dari 2 – 4%. Bila <2 – 4%, maka teh akan menjadi gosong / hangus. akan tetapi, bila >2 – 4%, teh akan menjadi cepat menjamur.
Kadaluwarsa untuk teh adalah 3 tahun.
6. Sortasi / grading room
Tempat untuk menyortir dan memisahkan antara teh dengan kualitas baik dan kualitas buruk.
Jenis kualitas I:
ü BOP I (Broken Orange Dekton)
ü BOP
ü BOPF
ü Dust
ü BT (Broken Tea)
ü BP
Jenis kualitas II:
ü PF 2
ü Dust 2
ü Dust 3
ü BT 2
ü BP 2
ü Fannin
ü PF 2
ü Dust 2
ü Dust 3
ü BT 2
ü BP 2
ü Fannin
Jenis Kualitas III:
ü BM
ü PWP
ü BM
ü PWP
7. Packing
Pada tahap ini, teh yang telah di packing akan segera di distribusikan. Pemasaran ke negara Eropa, Amerika, dan Timur Tengah (90%) serta daerah lokal / setempat (10%) Khasiat teh:
1. Menurunkan kolesterol
2. Menurunkan darah tinggi
3. Melangsingkan badan, minum 10 gelas teh/ hari dengan takaran 2,8 gram teh dan air 100 cc
4. Meningkatkan stamina
5. Menetralisir racun
IV. SITU PATENGAN
Situ Patengan terletak di tengah-tengah kebun teh Perkebunan Rancabali dan Hutan Lindung Kehutanan dengan luas ± 50 Ha di ketinggian 1.600 m dpl. Panorama alamnya begitu indah, Fasilitas yang ada :
ü Villa, kapasitas 3 kamar untuk 15 - 20 orang
ü Perahu Dayung
ü Becak Air
ü Shalter untuk istirahat
ü Tea Corner
ü Kios Cendera mata
ü Tea Walk area
ü Palalangon
Pada tahap ini, teh yang telah di packing akan segera di distribusikan. Pemasaran ke negara Eropa, Amerika, dan Timur Tengah (90%) serta daerah lokal / setempat (10%) Khasiat teh:
1. Menurunkan kolesterol
2. Menurunkan darah tinggi
3. Melangsingkan badan, minum 10 gelas teh/ hari dengan takaran 2,8 gram teh dan air 100 cc
4. Meningkatkan stamina
5. Menetralisir racun
IV. SITU PATENGAN
Situ Patengan terletak di tengah-tengah kebun teh Perkebunan Rancabali dan Hutan Lindung Kehutanan dengan luas ± 50 Ha di ketinggian 1.600 m dpl. Panorama alamnya begitu indah, Fasilitas yang ada :
ü Villa, kapasitas 3 kamar untuk 15 - 20 orang
ü Perahu Dayung
ü Becak Air
ü Shalter untuk istirahat
ü Tea Corner
ü Kios Cendera mata
ü Tea Walk area
ü Palalangon
Post a Comment
- Kritik dan saran sangat dinantikan demi kemajuan website ini.
- Silakan melaporkan jika adal, jika ada link yang mati.
- Mohon untuk berkomentar sesuai dengan tema postingan.
- Dilarang berkomentar yang mencantumkan Link Aktif. jika ditemukan, akan saya hapus.