BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah
“identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain (Kaelan dan Zubaidi, 2007:43). Dengan adanya pengertian yang demikian maka
Setiap bangsa didunia memiliki identitas, sendiri – sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri – ciri serta karakter dengan bangsa tersebut. Bangsa Indonesia yang dikenal dengan budaya ketimurannya,
terdiri dari beberapa adat, suku, budaya, agama dan lain – lain. Namun, akhir –
akhir ini terjadi banyak penyimpangan terhadap indentitas bangsa kita. Bangsa
Indonesia yang terkenal dengan budaya timurnya, sopan santun yang tinggi kini
mulai ditinggalkan. Banyak budaya luar yang masuk ke Indonesia dimana budaya
tersebut menyimpang dari kebudayaan asli kita, namun masyarakat kita sendiri
dengan senang hati menerimanya. Padahal kita tahu bahwa budaya tersebut
menyimpang atau melanggar norma – norma yang ada.
Akhir
– akhir ini kita juga sering mendengar tentang pelanggaran – pelanggaran norma
yang dilakukan oleh bangsa kita terlebih – lebih oleh pemuda. Padahal mereka
adalah calon penerus bangsa. Pelanggaran – pelanggaran itu terjadi akibat
adanya arus globalilasi yang terserap oleh budaya kita, dan sayangnya para
warga Indonesia tidak mampu mempertahankan budayanya. Mereka cenderung
mengikuti perkembangan globalisasi tersebut tanpa mengindahkan budaya yang
dimilikinya. Padahal budaya luar yang masuk itu tidak semua sesuai dengan
budaya Indonesia, sering kali kita terjerumus dalam budaya global yang negatif.
Akibat
banyaknya penyimpangan identitas nasional yang terjadi di Indonesia. Dan
penyimpangan tersebut tidak dibarengi dengan menumbuhkan sikap nasionalisme.
Untuk itu penulis berusaha untuk memaparkan meningkatkan paham nasionalisme
dalam mengatasi proses globalilasasi yang ditandai dengan masuknya budaya
global yang negatif membuat jati diri Indonesia saat ini mengalami krisis yang
luar biasa.
- Apa itu makna nasionalisme?
- Bagaimana pengaruh penyerapan budaya global terhadap identitas nasional?
- Mengapa nasionalisme bangsa kita semakin melemah tersebut?
- Bagaimana cara – cara meningkatkan paham nasionalisme tersebut?
C. Tujuan Penulisan
- Penulis dapat menjelaska makna nasionalisme bagi bangsa Indonesia
- Penulis dapat mengidentifikasi pengaruh penyerapan budaya global terhadap identitas nasional
- Penulis dapat sebab melemahnya nasionalisme bangsa Indonesia.
- Penulis dapat memaparkan cara - cara untuk meningkatkan paham nasionalisme
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Makna Nasionalisme bagi Bangsa
Indonesia
Nasionalisme
merupakan sikap hidup untuk menjadikan suatu bangsa yang merdeka secara bersama
– sama, bukan sekedar kebersamaan untuk menghalau secara fisik kolonialisme dan
imperialisme karena perasaan senasib sepenanggungan dalam perjuangan fisik,
tetapi untuk mengantarkan negara – negara untuk mencapai cita- cita adil
berkemakmuran dan makmur berkeadilan dalam suasana damai, bebas,
berkemanusiaan, dan berkedaulan rakyat.[1]
Hal tersebut sesuai nilai – nilai yang terkandung dalam pancasila, sehingga
pancasila merupakan wujud nasionalisme bangsa Indonesia.
Nasionalisme
bukan sekedar diartikan sebagai cinta tanah air, yang ditunjukan dengan membeli
produk – produk indonesia. Itu adalah pemaknaan yang salah, karena sekarang pun
banyak produk –produk luar negeri yang beredar Indonesia. Hal tersebut karena
Indonesia tidak dapat memproduksinya sendiri, seperti handphone, laptop dan
barang elektronik lainya. Alat – alat tersebut untuk menunjang berlangsungnya pendidikan
di Indonesia dan untuk mengikuti perkembangan zaman. Di samping itu Indonesia
sudah sering menggunakan bahasa Inggris dalam suatu kegiatan bahkan bahasa
inggris dijadikan sebuah mata pelajaran di sekolah. Sehingga nasionalisme tidak
hanya ditunjukan dengan kecintaanya terhadap produk indonesia, namun ditunjukan
dengan semangat membangun bangsa indonesia ini untuk menjadi negara yang
demokratis serta mewujudkan cita – cita dan tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Sebenarnya
nasionalisme memberikan identitas sebagai anggota dari suatu masyarakat –
bangsa. Identitas bangsa ternyata telah menjadi suatu pelindung diri dari
transformasi yang tak tekontrol di abad globalisasi dewasa ini.[2]
Sehingga nasionalisme itu memberikan ciri khas tertentu bagi suatu negara.
Dengan demikian nasionalisme membentuk sebuah kesadaran bagi anak bangsa untuk
lebih menumbuhkan rasa nasionalismenya, dengan harapan dapat melawan segala
bentuk penindasan dan penjajahan. Sehingga nasionalisme itu identik dengan
identitas nasional.
Identitas
nasional dan jati diri suatu bangsa harus dijaga agar bangsa tersebut tidak
mudah dihancurkan oleh bangsa lain dan menjadi bangsa yang kuat. Kita mungkin
terkadang bingung mengenai apa itu
identitas nasional bangsa indonesia, identitas nasional dapat menumbuhkan rasa
nasionalisme yang tinggi diantara warga negara indonesia jika setiap warga
negara menyadari dan mengimplementasikan nilai-nilai identitas nasional yang
telah ada. Namun identitas nasional di negara ini mulai memudar. Kurangnya rasa
nasionalisme dan rasa “satu indonesia” membuat identitas nasional negara ini
menjadi kacau atau disebut krisis jati diri atau identitas nasional. Nasionalisme
Indonesia merupakan situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total
diabdikan langsung kepada negara bangsa.
Globalisasi
diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit, serta seolah-olah dunia
tanpa ruang. Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya
bangsa Indonesia. Era Globalisasi tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah
datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang
bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Menurut Soerjono Soekanto
(1990) masuknya budaya asing ke indonesia mempunyai pengaruh yang sangat peka
serta memiliki dampak positif dan negatif.
1. Dampak
Positif
Modernisasi yang terjadi di
Indonesia yaitu pembangunan yang terus berkembang di Indonesia dapat merubah
perekonomian indonesia dan mencapai tatanan kehidupan bermasyarakat yang adil,
maju, dan makmur. Hal tersebut dihaarapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat
yang sejahtera baik batin, jasmani dan rohani.
2. Dampak
Negatif
Budaya yang masuk ke Indonesia
seperti cara berpakaian, etika, pergaulan dan yang lainnya sering menimbulkan
berbagai masalah sosial diantaranya; kesenjangan sosial ekonomi,
kerusakan lingkungan hidup, kriminalitas, dan kenakalan remaja.
Di
era globalisasi yang penuh dengan kemajuan dan persaingan, sedangkan Identitas
Nasional sebuah bangsa merupakan hal yang sangat diperlukan untuk
memperkenalkan sebuah bangsa atau Negara dimata dunia. Dengan adanya
Globalisasi, identitas sebuah bangsa dan Negara dapat mudah dikenalkan dimata
internasional atau juga identitas tersebut mudah tenggelam karena terpengaruh
oleh bangsa dan Negara lain. Perlu kita sadari, bangsa Indonesia yang kita
cintai ini sedang mengalami krisis identitas. Hal tersebut karena penyerapan
budaya global yang negatif dan letak Indonesia yang sangat setrategis.
Akibat
penyerapan global yang negatif, penduduk indonesia telah melupakan unsur unsur
kebudayan hingga mengubah pola hidup generasi indonesia. Hal
tersebut ditunjukkan dalam masalah pengklaiman budaya Indonesia oleh malaysia. Sehingga
rasa nasionalisme dan identitas bersama sebagai warga negara indonesia masih
sangat kurang. Hal tersebut menyebabkan mudahnya indonesia dijadikan sasaran
dari pihak luar yang bertujuan memecah belah bangsa ini sehingga bangsa
indonesia hancur.
Nilai
– nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, dan keramahtamahan sosial yang pernah
di anggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa indonesia, makin
pudar bersamaan dengan menguatnya nilai – nilai materialisme. Demikian pula
kebanggaan atas jati diri bangsa seperti penggunaan bahasa indonesia secara
baik dan benar, semakin terkikis oleh nilai – nilai yang dianggap lebih
superior. Identitas nasional meluntur oleh cepatnya penyerapan budaya global
yang negatif, serta tidak mampunya bangsa indonesia mengadopsi budaya global
yang lebih relevan bagi upaya pembangunan bangsa dan karakter bangsa (nation
and character building).[3]
Dunia
pendidikan saat ini memang sangat memprihatinkan, dikarenakan anak-anak bangsa
yang seharusnya menjadi tonggak dan penerus bangsa malah terpengaruh oleh
budaya luar. Mereka lebih senang bergaya,berpakaian,
bahkan berbicara dengan gaya kebudayaan asing. Sehingga kebudayaan yang
seharusnya kita pelihara malah tergeser oleh kebudayaan asing. Ditambah lagi
dengan pandangan sebagian besar masyarakat khususnya para remaja, bahwa orang
yang tidak mengikuti gaya hidup sekarang (gaya hidup orang barat) dikatakan
orang yang jadul karena dianggap bahwa orang ini tidak bisa mengikuti
perkembangan zaman.
C. Melemahnya Nasionalisme Bangsa Indonesia
Seiring
berjalannya waktu rasa nasionalisme semakin lama semakin memudar. Hal ini
dikarenakan Indonesia tidak dapat mengendalikan pengaruh globalisasi yang
semakin komplek, sehingga Indonesia lama kelamaan mengikuti nasionalisme barat
yang bertentangan dengan nasionalisme kita. Terkhususnya
dikalangan pelajar, mereka lebih
mengikuti budaya barat yang masuk ke Indonesia tanpa menyaringnya, sehingga
mereka tidak dapat memaknai nasionalisme Indonesia secara benar. Hal tersebut
pelajar atau pemuda lakukan dengan alasan trends agar tidak ketinggalan zaman,
padahal itu sebenarnya mengikis jati dirinya sendiri.
Melemahnya
nasionalisme membuat nilai– nilai budaya bangsa Indonesia mulai terkikis oleh
budaya – budaya barat yang kurang sesuai dengan budaya asli bangsa Indonesia
seperti halnya budaya berpakaian. Kebaya dan batik yang merupakan salah satu
identitas bangsa Indonesia yang berupa pakaian, kini mulai hilang dari
kehidupan bangsa Indonesia karena tergantikan oleh pakaian yang bersifat
kebarat - baratan. Tidak hanya itu saja, masyarakat Indonesia yang dulunya
terkenal sebagai orang – orang yang ramah, kini mulai terpengaruh terhadap era
globalisai yang memiliki sifat “persaingan” yang sangat tinggi yang menyebabkan
kesenjangan sosial di masyarakat semakin meningkat.
Semakin
melemahnya nasionalisme di Indonesia ditunjukan dengan beberapa isu dikalangan
pelajar yang sangat memprihatinkan yaitu mengenai kekhimadan saat upacara. Hal
tersebut merupakan masalah yang harus segera diatasi, bayangkan seorang pelajar
yang mempelajari sejarah bangsa Indonesia tidak dapat mencerminkan sikap
nasionalismenya dengan baik. Kemudian bagaimana dengan anak bangsa lainnya yang
tidak dapat menempuh pendidikan. Pelajar itu seharusnya dapat dijadikan contoh,
namun mereka pada saat upacara bendera banyak yang
sibuk dengan pikirannya masing masing bahkan bercanda dengan temannya sehingga
membuat suasana menjadi gaduh, padahal seharusnya mereka mengikuti upacara
bendera dengan khidmad.
Disamping
itu mereka sering enggan bahkan lupa untuk mengikuti upacara hari – hari besar
seperti Sumpah Pemuda dan hari Kemerdekaan Indonesia. Upacara tersebut sering
dimaknai hanya sebagai hiburan dengan adanya berbagai macam lomba dan untuk
berkampanye, tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dibenak mereka. Selain itu,
sekarang banyak para pelajar yang tidak hafal syair lagu – lagu kebangsaan
Indonesia bahkan mungkin tidak tahu, mereka lebih hafal dengan lagu – lagu
korea ataupun pop lainnya.
Kemudian
isu yang sangat kontroversional yaitu mengenai nasionalisme dadakan yang
terjadi pada para suporter bola Indonesia. Mereka dengan kerasnya dan
lantangnya menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya untuk mendukung Timas
Indonesia. Hal ini menunjukan kebanggannya pada Indonesia, namun sayangnya itu
hanya dadakan dan sementara, jika sudah tidak ada pertandingan bola mereka
tidak menunjukan nasionalisme tersebut.
Sikap
nasionalisme dikalangan pemuda pada saat ini hanya muncul bila ada suatu faktor
pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayaan Indonesia oleh Malaysia beberapa waktu lalu. Namun sikap nasionalisme para
pemuda pun kembali memudar seiring dengan meredanya konflik tersebut. Dan
masalah yang sampai sekarang belum terpecahkan yaitu mengenai sumber daya alam
yang kita miliki namun kita belum dapat mengolahnya sendiri. Berkaitan dengan
hal tersebut kita sebagai pemuda bangsa harus berusaha dengan maksimal untuk
dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dengan maksimal tanpa harus bergantung
pada negara lain, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia
sebagai salah satu tujuan NKRI
D. Upaya Meningkatkan Paham Nasionalisme
Dalam pergaulan dunia yang semakin global, bangsa yang menutup diri
rapat-rapat dari dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan
zaman. Maka saat ini konsep pembangunan modern harus membuat bangsa dan rakyat
Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-dasar masyarakat
modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal, teknologi, ilmu
pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial politik
yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana
bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan
yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap.
Masuknya
budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan
budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa namun kita harus tetap menjaga
agar budaya kita tidak luntur. Langkah-langkah untuk mengantisipasinya adalah
antara lain dengan cara Menumbuhkan semangat nasionalisme misal semangat
mencintai produk dalam negeri, Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai
Pancasila dengan sebaik- baiknya, Melaksanakan ajaran Agama dengan sebaik-
baiknya dan Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,
ekonomi, sosial budaya bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal harus
terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara
lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan
sesuai dengan kepribadian negara.
Untuk itu generasi muda harus
tetap menjadikan Pancasila sebagai fundamen moral dan pendidikan di era
globalisasi ini, agar nilai – nilai pancasila tidak luntur dan dapat memberikan
dampak positif terhadap perkembangan negara yang sesuai dengan cita – cita
pancasila.[4] Pancasila harus terus dipertahankan oleh segenap
bangsa Indonesia sebagai dasar negara, itu membuktikan bahwa pancasila
merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Rasa
Nasionalisme akan bangun kembali, jika dibarengi dengan semangat anak bangsa
dan para pelajar. Pancasila sebagai benteng runtuhnya nasionalisme, sehingga
nasionalisme akan tumbuh kembali jika kita dapat menerapkan nilai – nilai
pancasila dalam kehidupan sehari – hari. Di samping itu, pancasila mampu
mempersatukan bangsa indonesia yang plural ini dengan semboyan “Bhenika Tunggal
Ika”. Untuk itu nasionalisme para anak bangsa akan dibangun melalui pelajaran
PPKn, karena pelajaran ini mengajarkan moral dan karakter bangsa sesuai nilai yang
terkadung dalam pancasila sesuai tujuan dari PPKn yaitu menjadikan warga negara
yang baik. Pada mata pelajaran PPKn juga mengajarkan karakter Utama Bangsa di
antaranya Demokratis, cinta tanah air, mandiri, kreatif, dan semangat
kebangsaan.[5] Dengan demikian para pelajar dan anak
bangsa dapat mempertahankan kebudayaan Indonesia dengan semangat.
Disamping
itu peran guru sangat diperlukan dalam menumbuhkan nasionalisme ini, guru harus
mempunyai metode yang menarik sehingga dapat diterima siswa dengan baik. Dalam
pelajaran PPKn siswa tidak hanya dituntut untuk menghafalkan materi –
materinya, tetapi lebih untuk penanaman dan pembinaan moral melalui keteladanan
guru, dan study kasus. Selain itu,guru harus dapat membangun keaktifan para
pelajar melaui diskusi bersama. Guru juga harus menumbuhkan kesadaran tentang
rasa nasionalisme dengan menjelaskan sejarah masa lalu yang berkaitan dengan
pengorbanan para pahlawan. Dengan menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai
Pancasila dengan sebaik- baiknya, maka para pelajar dapat bersaing secara
internasional. Hal tersebut karena, disamping memiliki pengetahuan yang luas juga
mempunyai moral dan karakter yang baik serta cinta tanah airnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas
Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang membedakannya
dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam suku
bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu,
nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut
kemudian disatu padukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini
penting karena merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu,
nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri
setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.
Namun
akibat penyerapan budaya global yang negatif, budaya Indonesia cenderung
mengikuti budaya barat. Hal tersebut menyebabkan lunturnya rasa nasionalisme
dan terjadinya krisis identitas nasional di kalangan rakyat indonesia terutama
generasi muda. Dari banyaknya kasus-kasus yang mengancam identitas nasional dan
kesatuan tanah air indonesia, seperti pengklaiman budaya hingga pola hidup
rakyat Indonesia yang kebarat-baratan.
Oleh
karena itu, kita sebagai generasi muda harus berusaha untuk mempertahankan
nilai- nilai budaya yang telah ada dan terus menjaga dan melestarikannya. Kita
harus menyadari bahwa kita sebagai bangsa indonesia memiliki keanekaragaman
budaya yang harus dipertahankan dan menjadi ciri dari bangsa indonesia, dan
kita harus bangga menjadi bagian dari tanah air kita yaitu “Indonesia”. Dalam
hal ini diharapkan juga peran serta pemerintah dalam menyelesaikan masalah tersebut
selain peran warga negaranya sendiri.
Untuk
menumbuhkan paham nasionalisme harus dimulai sejak dini, yaitu melalui
pendidikan. Dalam pendidikan mengajarkan moral dan karakter bangsa yang sesuai
nilai – nilai pancasila, khususnya pelajaran PPKn. Karena Pancasila itu sebagai
benteng nasionalisme. Dengan demikian para pelajar dan anak bangsa dapat
mempertahankan kebudayaan Indonesia dengan semangat nasionalisme serta mampu
bersaing dengan bangsa lain.
B. Saran
- Untuk semua pihak, khususnya para pelajar dan anak bangsa Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa nasionalisme guna mewujudkan cita-cita dan tujuan NKRI. Selain itu, penulis memberikan saran kepada
- Untuk masyarakat, harusnya dapat menyaring dulu setiap budaya global yang masuk sehingga tetap bisa mempertahankan identitas nasionalnya
- Untuk pemerintah, untuk lebih mengupayakan peningkatan nasionalisme baik melalui lembaga maupun kebijakan – kebijakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Masykur Musa,
Ali. 2011. Nasionalisme di Persimpangan. Jakarta : Erlangga.
Tilaar, H.A.R.
2007. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia. Jakarta:Rineka
Cipta
Wibowo, Agus.
2011. Pendidikan Karakter Strategi
Membangun Karakter Bangsa dan Berperadaban. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
http:///kamaluddin%20%20makalah%20identitas%20nasional.htm.Online. Diakses
tanggal 26 April 2014
http:///Identitas%20Nasional/My%20Blog%27s%20%20IDENTITAS%20NASIONAL%20BANGSA%20INDONESIA.htm. Online.
Diakses tanggal 27 April 2014
[1] Ali
Masykur Musa. Nasionalisme di Persimpangan. (Jakarta : Erlangga, 2011). Hal:66
[2] H.A.R.
Tilaar. Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia.(Jakarta:Rineka
Cipta,2007). Hal:28
[3]http:///kamaluddin%20%20makalah%20identitas%20nasional.htm
Online. Diakses tanggal 26 April 2014
[4]http:///Identitas%20Nasional/My%20Blog%27s%20%20IDENTITAS%20NASIONAL%20BANGSA%20INDONESIA.htm.
Online. Diakses tanggal 27 April 2014
[5]
Wibowo,
Agus. 2011. Pendidikan Karakter Strategi
Membangun Karakter Bangsa dan Berperadaban. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Post a Comment
- Kritik dan saran sangat dinantikan demi kemajuan website ini.
- Silakan melaporkan jika adal, jika ada link yang mati.
- Mohon untuk berkomentar sesuai dengan tema postingan.
- Dilarang berkomentar yang mencantumkan Link Aktif. jika ditemukan, akan saya hapus.